Lompat ke isi utama

Berita

Menunggu Keteladanan Pemimpin

Pemilu serentak tahun 2019 hampir usai. Meski demikian, residunya masih terasa sampai sekarang. Setidaknya itu terlihat dari jagat media sosial. Saling hujat dan saling caci nyaris menjadi pemandangan yang tersaji hampir setiap menit. Fenomena itu perlu dipecahkan untuk menghindari dampak negatif terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Diperlukan upaya-upaya untuk membersihkan residu pemilu. Upaya itu harus dilakukan oleh semua kompenen bangsa.

            Peran para pemimpin di seluruh lapisan masyarakat sangat strategis untuk menghilangkan residu akibat pemilu. Saat ini, pimpinan di level manapun dan dari kelompok maupun golongan apapun sudah selayaknya memberikan uswah atau keteladanan yang baik. Masyarakat biasanya melihat yang di atas. Kalau tokoh-tokoh  di negeri ini memberikan contoh yang baik dan menghormati aturan yang ada, saya kira masalah di bawah tidak akan berpekepanjangan. Jika para pemimpin di atas adem ayem, yang di bawah juga akan cenderung aman-aman saja. Selama ini menurut pengamatan saya, yang hiruk pikuk justru yang di atas. Sementara yang dikampung tetap bermasyarakat seperti biasa.

Pemilu kali ini terasa lebih panas karena banyaknya berita yang tidak bertanggung jawab. Kadang, kita dengan mudahnya termakan oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya. Masyarkaat harus pandai-pandai bersilaturahim dan tabayyun. Setiap ada informasi selayaknya diterima dengan kepala dingin dan dicari kebenarannya terlebih dahulu.

Selain itu, para elit harus bisa memberikan contoh kepada yang di bawah untuk menghormati aturan yang ada. Dalam membuat aturan, sejak pengusulan hingga penetapannya sudah dirembug bersama-sama. Sebagai sebuah negara demokrasi, kita harus pandai memposisikan hak dan kewajiban kita. Dan sebagai negara hukum, kita harus mampu menghormati aturan-aturan yang ada. Tujuannya agar negara kita memiliki keteraturan dan bisa memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kehidupan kita semua.

Sunatulloh

Li Kulli Syaiin Hikmah. Segala sesuatu adalah hikmah. Sebagai bangsa yang besar seyogyanya kita bisa mengambil pelajaran dari setiap peristiwa yang telah terbentang. Mulai dari proses kemerdekaan hingga sampai ini ada banyak sekali peristiwa yang bisa kita ambil hikmahnya. Pun demikian dengan pemilu kali ini, semoga menjadi bahan evaluasi kita bersama. Dari pemilu ke pemilu kita menghadapi berbagai masalah dan ujian, baik berat maupun ringan yang tentu menguras banyak tenaga. Bahkan ada yang sakit hingga meninggal dunia. Maka dari itu agar menjadi hikmah kita perlu melakukan evaluasi terhadap setiap tahapan pemilu yang telah dilalui. Harapannya tentu agar pemilu kita di masa yang mendatang bisa semakin baik lagi.

Perbedaan adalah sunatullah yang tidak perlu dipertentangkan. Artinya, manusia tidak akan pernah bisa sama. Dari lahirnya saja sudah berbeda-beda, apalagi di ranah pikiran dan pendapat yang tentu sangat beraneka ragam. Tinggal bagaimana kemampuan kita mengelola perbedaan itu sehingga mampu menjadi kekuatan bersama yang saling mendukung dan menjadi indah. Bagaimana Allah menciptakan bermacam anggota di tubuh kita, ada yang kanan dan yang kiri, semuanya mempunyai fungsi masing-masing yang saling berhubungan. Termasuk Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan tentu untuk berbagi kasih sayang. Allah memang menjadikan kita berbeda dan sekali lagi tinggal bagaimana kemampuan kita untuk mengelola perbedaan itu demi tujaun yang lebih baik. Kita harus menyadari bahwa perbedaan itu adalah rahmat Allah SWT. Adanya perbedaan pendapat justru menjadi kekayaan ide untuk membangun negara ini bersama-sama.

Ukhuwah

Sebagai manusia mari melihat asal-usul kita sebagai keturunan Adam. Sebenarnya kita semua saudara. Karena saling bersaudara sudah selayaknya kita bersilaturahim. Harus bisa menyambung kasih sayang. Kalau kita mau menyambung silaturahim berarti menyambung rahmat Allah SWT, memutusnya juga berarti memutus rahmat Allah SWT. Di antara kita ini ada banyak perbedaan. Kita harus pandai menilai perbedaan kita itu ada pada hal yang remeh atau hal prinsip. Jika masalah-masalah furu’ saya kira tidak perlu di besar-besarkan. Dalam bingkai agama yang sama kita harus mampu menjaga kerukunan kita. Kalau dalam Islam ini yang kami sebut sebagai Ukhuwah Islamiyah. Pun begitu di agama-agama yang lain, semuanya harus bisa saling menjaga persaudaraan.

Selanjutnya, kita hidup di sebuah negara yang kita cintai. Negara ini adalah hasil daripada kesepakatan anak bangsa yang terdiri dari segala macam suku, ras dan bangsa. Kita sudah diwakili sesepuh kita para founding father negara ini dengan Pancasilanya. Tugas kita menjaga dan melestarikannya. Saya berharap semua anak bangsa bisa menjaga negara ini. Bisa merawatnya dan semoga mendapatkan keberkahan Alloh ila yaumil qiyamah. Ini yang disebut ukhuwah wathoniyah. Bersama-sama mencintai tanah air kita Indonesia. Sebagai saudara sebangsa setanah air mari kita berikan sumbangsih untuk kemajuan negara kita.

Kemudian, meski berbeda negara kita adalah sesama manusia. Maka selama kita masih menjadi manusia yang dikaruni akal, kita harus bisa menghormati hak-hak dan klewajiban orang lain. Kita harus bisa menjaga perdamaian secara menyeluruh yakni perdamaian dunia. Semuanya adalah saudara kita dan disatukan dalam bingkai ukhuwah basariyah atau ukhuwah insaniyah.

Mari senantiasa bersilaturahmi untuk menyambung hubungan baik kita. Jangan mudah terprovokasi oleh pihak-pihak atau bahkan berita-berita yang tidak bertanggung jawab.

وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al-Anfal : 46)

Saling fitnah dan saling bantah-bantahan terhadap saudara kita hanya akan berujung kepada keburukan. Kebhinekaan kita adalah rahmat yang harus senantiasa kita syukuri. Bersama-sama kita adalah sebuah bangsa yang kuat yang mampu memberikan kebaikan untuk alam semesta. (BP-05)

Tag
Tausiyah Demokrasi