Lompat ke isi utama

Berita

‘Landraad’ Jejak Pengawasan Pemilu 2019

BUKU “Landraad” Jejak Pengawasan Pemilu 2019 di Kabupaten Purworejo itu sudah terbit. Konten buku yang bercerita tentang pengawasan pemilu yang berlangsung di Kabupaten Purworejo di tulis dengan gaya feature. Gaya tulisan tersebut sengaja dipilih untuk menghasilkan sebuah cerita yang out of the box.

Buku tersebut bukan bagian dari laporan pengawasan komprehensif yang terkesan kaku. Tetapi buku tersebut berisi kisah yang belum diketahui publik dibalik proses pengawasan pemilu.

Ada empat bab dalam buku yang terbit pada Sabtu (7/12/2019). Yakni Pengawasan dan Pencegahan, Penindakan Pelanggaran, Hukum Informasi dan Sengketa, serta Sumberdaya Manusia. Kisah-kisah pengawasan yang berjalan di Kabupaten Purworejo dituangkan dalam buku jejak pengawasan itu.

Bawaslu Purworejo menghadirkan empat penulis tamu. Dua diantaranya sastrawan terkenal yang sudah menerbitkan berbagai karya ternama. Yakni Sukoso DM dan Junaedi Setiyono. Sukoso dikenal sebagai penulis puisi begitu juga dengan Junaedi. Kedua penulis tersebut sudah malang-melintang menjajaki dunia literasi.

Selain itu ada juga wartawan Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat Jarot Sarwosambodo. Dalam dunia jurnalistiknya, Jarot sudah cukup lama berkontribusi untuk media tertua di Indonesia untuk wilayah Kabupaten Purworejo. Tulisannya yang mengangkat tema kampung soal politik uang menjadi kisah menarik dari sisi media terkait pengawasan pemilu yang dapat dijumpai di buku jejak pengawas pemilu.

Sementara itu, komisioner KPU Kabupaten Purworejo Purnomosidi juga terlibat dalam penulisan buku tersebut. Ini sebuah kisah pengawasan yang menarik dari berbagai sudut pandang. Pembaca dapat meresapi kisah-kisah yang muncul dari diri penulis terkait pengawasan pemilu di Kabupaten Purworejo.

Penyerahan secara simbolis buku Landraad kepada penulis.

Ketua Bawaslu Kabupaten Purworejo Nur Kholiq SH SThI MKn mengatakan Bawaslu Purworejo tidak ingin kehilangan cerita menarik sepanjang perjalanan pengawasan pemilu 2019. “Pemilu yang berlangsung serentak itu perlu dikisahkan. Masyarakat perlu mengerti bahwa dibalik suksesnya pemilu yang berintegritas dan bermartabat itu ada cerita yang berangkat dari sisi humanisme pengawas,” katanya yang ditemui setelah launching buku.

Kegiatan launching buku Landraad berlangsung bersamaa dengan kegiatan Gelar Budaya Bawaslu Pengawasan Rakyat Semesta Sosialisasi Pilkada Purworejo 2020. Landraad adalah sebuah judul buku yang terinspirasi oleh karya tulis Koordinator Divisi Sengketa Ali Yafie SSy.

Saat ditemui Humas Bawaslu Purworejo Ali menjelaskan, dalam rapat bersama tim pembuatan buku itu mereka sepakat untuk menggunakan kata Landraad sebagai judul buku. Ali menegaskan memang benar judul buku itu terinspirasi dari tulisan yang berjudul Palu Adjudikasi Di Gedung Landraad.

Ali menceritakan, dahulu sebelum pindah kantor Bawaslu Purworejo menempati Gedung eks Museum Tosan Aji. Uniknya gedung itu adalah bangunan cagar budaya masa pemerintah kolonial Belanda yang disebut sebagai Landraad atau Gedung Pengadilan.

“Saya berkisah soal gedung Landraad sebagai tempat untuk mengadili pada zaman Belanda dulu. Bukan sebuah kebetulan. Tetapi pada era milenial sekarang kembali digunakan sebagai gedung untuk pengadilan yang menegakkan keadilan pemilu,” katanya.

Humas Bawaslu Purworejo

Tag
Berita