Politik Uang Bikin Pemilu Tidak Adil
|
PURWOREJO - Politik Uang membuat Pemilihan Umum ( Pemilu) di Indonesia menjadi tidak bebas dan adil. Ketika rakyat diberi uang maka sudah tidak memiliki kebebasan dalam menentukan pilihan.
Hal itu dipertegas oleh Ketua Bawaslu RI Periode 2008-2012 Bambang Eka Cahyana ketika memberikan materi pada kegiatan Peningkatan Kapasitas Panwaslu Kecamatan dan Sekretariat pada Pilkada Tahun 2020 di Hotel Atria Magelang, pada Senin-Selasa (24-25/2).
Bambang mengatakan politik uang dapat merusak tiga sendi pemilu yang paling dasar. Yakni pertama membuat lapangan pertandingan pemilu menjadi tidak rata.
Kedua, merusak preferensi pemilih. "Tadinya si pemilih akan memilih orang A maka karena dipengaruhi politik uang bisa berubah pikiran memilih orang B, "katanya.
Selain itu dalam menyampaikan meteri Bambang mengatakan politik uang dapat merubah hasil suara. Terutama yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu. Dikatakan bahwa ada anggota PPS yang disuap untuk merubah hasil perolehan suara.
Dalam persaingan kontestasi politik kata Bambang, jika politik uang dibiarkan maka yang memiliki sumber daya keuangan yang besar akan memenangkan pemilihan. "Kalau tidak punya uang maka tidak akan menang, disinilah yang menyebabkan keadilan tidak lagi dijunjung tinggi," katanya.
Kepada Panwascam Se Kabupaten Purworejo, Bambang berpesan agar melakukan pengawasan secara melekat dan memahami regulasi. Panwascam katanya memiliki peranan yang strategis dalam mengawasi perhitungan suara ditingkat kecamatan.
Ketua Bawaslu Purworejo Nur Kholiq mengatakan berbagai persiapan untuk mengoptimalkan proses pengawasan akan dilakukan Bawaslu Purworejo. Kegiatan bimbingan teknis sampai rapat koordinasi sesuai tahapan pelaksanaan Pilkada akan dilaksanakan guna membentuk sinergitas pengawasan yang berkualitas.
HUMAS BAWASLU PURWOREJO