‘The Box’ Seni Mengawasi
|
Purworejo – Terlahir dari orang kecukupan, Mahbub merasa gelisah. Ketika menjadi mahasiswa, ia dihadapkan keterbalikan fakta. Ilmu-ilmu yang dipelajari sangat berbeda jauh dengan realita. Pikirannya mulai goyah dipengaruhi oleh ketidakpedulian.
Ada pertarungan luar biasa dari sebuah kotak. Berbagai kepentingan bergelut dalam sebuah pilihan yang dikuasai. Bukan saja antara pemilik modal tapi hingga kaum bawah. Pertarungan ini yang membuat Mahbub semakin kebingungan.
Dari kotak itu nasib bangsa ditentukan. Kotak itu menampung suara rakyat. Melalui sebuah kotak, suara rakyat perlu dijaga. Kepentingan pengawasan diperlukan. Masyarakat juga perlu terlibat. Bukan hanya Bawaslu saja. Agar suara-suara rakyat itu terjaga sebagai pelindung sejati suara rakyat.
Begitulah kisah singkat dari sebuah pertunjukan teater dengan judul ‘The Box’. The Box adalah sebuah kotak yang menampung nasib banyak orang dalam perhelatan pemilu.
Teater tersebut ditampilkan oleh Unit Kegiatan Mahasiwa Teater Surya Universitas Muhammadiyah Purworejo. Pementasan berlangsung di Auditorium Kasman Singodimejo pada Sabtu malam, 30/11/2019, yang dihadiri oleh ratusan mahasiwa dan pelajar di Kabupaten Purworejo.
Kegiatan tersebut merupakan bagian progam sosialisasi pengawasan partisipatif kepada kelompok sasaran. Dalam kesempatan itu Bawaslu Purworejo juga menandatangani MoU pengembangan pengawasan partisipatif dengan Fakultas Ilmu Sosial UMP.
Tokoh Mahbub, dalam penampilan teater The Box.
Ketua Bawaslu Purworejo Nur Kholiq, SH SThI MKn mengatakan pada Pilkada 2020 di Kabupaten Purworejo nanti harapannya dapat berjalan dengan jujur dan demokratis. Untuk mewujudkan harapan itu maka perlu sebuah kegiatan pengawasan yang dilakukan di berbagai kelompok sasaran.
“Pengawasan kepada kelompok sasaran ini sebagai upaya Bawaslu Purworejo untuk mensukseskan pelaksanaan Pilkada. Salah satunya kepada pegiat seni teater,” kata Kholiq.
Bawaslu Purworejo kata Kholiq, ingin membuka kepedulian kepada rekan-rekan seniman. “Kami ingin memberi memberikan ruang bagi seniman teater untuk menyampaikan pesan-pesan pengawasan,” katanya.
Menurutnya, seni teater ini layak mengambil kesempatan dalam penyelenggara pengawasan pemilu. Maka tidak ada salahnya jika Bawaslu mencoba untuk menggunakan kegiatan seni teater ini untuk progam sosialisasi pengawasan.
Penandatangan MoU pengembangan pengawasan partisipatif antara Bawaslu Purworejo dengan Fakultas Ilmu Sosial UMP
Koordinator Divisi Hukum Data dan Informasi, Rinto Hariyadi SSos mengatakan Bawaslu Purworejo ingin mendekatkan diri dengan masyarakat. “Kami ingin lebih dekat dengan generasi millenial serta teman-teman seni di Kabupaten Purworejo,” kata Rinto.
Pada proses pengawasan Rinto berharap tidak ada batasan jarak antara Bawaslu dengan pemuda. "Bawaslu sangat terbuka kepada seluruh masyarakat untuk berdiskusi soal kepemiluan,”katanya dalam diskusi setelah pementasan.
Melalui cerita yang disampaikan, kata Rinto para pemilih pemula yang memiliki idealisme itu bisa menjaga diri agar tidak terlibat pada politik uang. “Dampaknya akan terasa pada pemilu di periode berikutnya. Para pemuda dapat memahami untuk tidak terlibat dan menjauhi politik uang untuk menentukan suara,” katanya.
Wakil Rektor III UMP, Dr. Budi Setiawan, M. Si mengatakan pertunjukan teater ini dapat memberikan inspirasi soal kepemiluan kepada penonton. “Pentingnya pengawasan pemilu tidak harus menggunakan seminar-seminar di dalam kelas,” kata Budi.
Tapi malam ini, lanjut Budi pengawasan partisipatif diberikan bentuk baru yang lebih kreatif dengan memberikan sosialisasi pengawasan pemilu lewat seni teater. Harapannya kegiatan ini dapat berjalan secara berkelanjutan. Road show ke tempat tempat lain.
Seorang mahasiswi, Yuli Wulandari, mengapresiasi pementasan teater surya. Lewat pementasan teater ini kami dapat memahami secara langsung bagaimana seorang pemimpin yang dibutuhkan masyarakat. Menurutnya Bawaslu Purworejo dianggap perlu menampilkan pementasan yang kreatif sebagai bentuk sosialisasi pengawasan.
Humas Bawaslu Purworejo