Lompat ke isi utama

Berita

Masyarakat Diajak Bangun Jaringan Partisipatif Awasi Pemilu

p2p 3

Akademisi sekaligus pemerhati Pemilu Siti Rofiah, SH, MH, MSi menyampaikan materi dalam diskusi Pendidikan Pengawas Partsipatif, Sabtu 8 November 2025. (Foto: Humas Bawaslu Purworejo)

PURWOREJO - Pemilihan Umum (Pemilu) seharusnya tidak hanya berfokus pada siapa yang menang. Namun demikian juga perlu memperhatikan bagaimana proses pemilu berlangsung. Hal itu diungkapkan Akademisi sekaligus pemerhati Pemilu Siti Rofiah, SH, MH, MSi pada diskusi pendalaman materi progam Pendidikan Pengawas Partisipatif (P2P), Sabtu 8 November 2025 secara daring.

Menurutnya, setiap orang yang peduli bisa ikut memastikan agar proses pemilu berlangsung bersih, adil, dan aman. Masyarakat kata dia, merupakan mata, telinga dan nurani demokrasi. Sedangkan Bawaslu adalah penjaga kejujuran dan keadilan pemilu. "Namun demikian, Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri karena yang lebih dulu melihat, mendengar, dan 
merasakan yakni dinamika dilapangan oleh masyarakat sendiri," jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Siti Rofiah untuk mewujudkan pemilu yang bermartabat dibutuhkan jaringan partisipatif sebagai tempat bertukar gagasan, energi, dan kepedulian warga saling untuk saling menguatkan. "Langka kecil yang apabila disambungkan dengan langkah-langkah yang lain akan menjadi gerakan yang kuat," katanya.

Ia mencontohkan, guru disekolah dapat mengajak murid berdiskusi tentang siapa yang pantas memimpin daerah mereka untuk menanamkan kesadaran memilih dengan bijak. Kemudian lanjutnya, bapak atau ibu di lingkungan rumah dapat memberi informasi kepada tetangganya tentang bahaya politik uang untuk mencegah kecurangan. Serta peran pemuda dapat membentuk tim untuk memantau apakah ada kecurangan di TPS local.

"Banyak gerakan masyarakat gagal bukan karena kurang semangat, tetapi karena bekerja sendiri. Adanya jaringan penting karena memungkinkan distribusi informasi lebih cepat, pembagian peran lebih jelas, dan menumbuhkan solidaritas dan motivasi," tegasnya.

Berangkat dari langkah kecil itu kata Siti, jaringan partisipatif akan menjadi urat nadi dalam gerakan pengawasan pemilu. "Jaringan partisipatif bukan usaha satu orang, akan tetapi hasil dari koneksi, kolaborasi, dan 
kepedulian Bersama," katanya. 

Penulis: Gumido
Editor: Umi Zuh'ro