Lompat ke isi utama

Berita

Soswastif Membumikan Peran Bawaslu Dari Antologi Puisi, Lukisan, hingga Karya Sinematografi

MESKIPUN keberadaanya tidak sama sekali baru, tapi sebagai lembaga penyelenggara pemilu permanen, Bawaslu kabupaten/kota baru seumur jagung. Secara defacto sekaligus dejure, Bawaslu kabupaten/kota baru benar-benar lahir pada tanggal 15 Agustus 2018 lalu sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Kelahiran itu ditandai dengan pelantikan serentak Bawaslu Kabupaten /Kota se Indonesia yang kala itu dicatat oleh MURI sebagai pelantikan pejabat bersamaan terbanyak sepanjang sejarah di Indonesia.

Sebagai “habitat” baru di lingkungan badan penyelenggara pemilu permanen, Bawaslu Kabupaten/Kota masih terus berjuang mencari formula yang tepat. Usaha-usaha mencari formula itu tidak boleh lepas dari grand design konstitusional yang dijabarkan pada tugas, kewajiban, dan kewenangan.

Salah satu kreatifitas dan inovasi yang menarik ditunjukkan oleh Bawaslu Provinsi Jawa Tengah. Dalam rangka membumikan Bawaslu di mata masyarakat, Bawaslu Kabupaten/Kota diminta mendesaian kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif (Soswastif) dengan menggandeng berbagai elemen kelompok masyarakat sasaran. Hasilnya luar biasa, program yang hanya satu-satunya di Indonesia ini berhasil menjadikan Bawaslu sebagai trending topic dari pemberitaan di media selama kurun waktu akhir Februari hingga akhir Maret lalu.

“Kreatifitas dan inovasi ini penting untuk membumikan Bawaslu. Untuk menjadikan masyarakat benar-benar kenal dengan Bawaslu. Bersyukur, harapan itu bisa terpenuhi di Jawa Tengah berkat kerja keras kawan-kawan Bawaslu Kabupaten/Kota,” ungkap Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah M Fajar Saka SH MH di sela-sela menengok stand pameran hasil pengawasan Bawaslu Kabupaten Purworejo di komplek kuil Sam Po Kong beberapa waktu yang lalu.

Upaya membumikan lembaga Bawaslu juga dilaksanakan di Kabupaten Purworejo. Desainnya melalui program sosialisasi pengawasan partisipatif berbasis kebutuhan, keragaman, serta kearifan lokal masyarakat di wilayah Jawa Tengah Bagian selatan ini.

Ketua Bawaslu Kabupaten Purworejo Nur Kholiq SH, SThI, MKn menjelaskan, salah satu yang unik dan cukup bisa dibanggakan oleh keluarga besar Bawaslu Kabupaten Purworejo adalah lahirnya berbagai karya dari kegiatan tersebut. Karya-karya tersebut menjadi entitas monumental yang akan selalu mengingatkan akan peristwa penyelenggaraan pemilu tahun 2019.

“Karya-karya pengawasan inilah yang sangat membanggakan. Sekarang menjadi koleksi etalase pengawasan di kantor Bawaslu Kabupaten Purworejo,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan Kholiq, karya-karya yang menjadi instrumen sosialisasi pengawasan partisipatif tersebut antara lain karya pustaka berupa buku Antologi Puisi Pengawasan Pemilu berjudul “Sang Penjaga”. Buku ini berisi kumpulan puisi-puisi dengan tema pengawasan pemilu dan demokrasi.

Kholiq menyebutkan, puisi yang dimuat di buku tersebut merupakan sumbangsih dari para sastrawan yang sudah mashur di Kabupaten Purworejo. Selain itu, para pelajar dan mahasiswa juga ikut menyumbangkan puisi-puisi karyanya.

“Penerbitan buku Antologi Puisi Pengawasan Pemilu ini menjadi bukti nyata bahwa Bawaslu berusaha menggandeng berbagai lintas. Termasuk mencoba melakukan pendekatan pemilu melalui dunia sasatra. Kami sangat menyambut baik dan mengapresiasi,” ungkap Ketua Koppisisa yang sekaligu sastrawan kondang Purworejo Soekoso DM di sela-sela peluncuran buku Antologi tersebut.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh sastrawan kenamaan penulis Novel Glonggong, Junaedi Setiyono. Dia mengaku awalnya kaget setelah mendengar kabar Bawaslu menggandeng sastrawan untuk sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif. “Saya agak heran, di mana titik pertemuan antara sastra dengan pemilu. Dan ternyata Bawaslu Kabupaten Purworejo mampu membuat jembatan pertemuan itu,” imbuh sastrawan kondang lainnya yang juga Pimpinan Grup Musik Religi Serambi Bagelen, H Dandung Danadi.

Selain penerbitan buku Antologi Puisi Sang Penjaga, usaha membumikan Bawaslu juga dilakukan dengan menggandeng para seniman lukis di Kabupaten Purworejo. Para perupa ini mendapatkan sosialisasi tentang pengawasan pemilu yang diikuti dengan gelar karya seni lukis dengan tema pengawasan pemilu dan demokrasi. Dari kegiatan ini, setidaknya lahir sembilan karya lukis yang kini menjadi koleksi yang dipajang di galeri pengawasan Bawaslu Kabupaten Purworejo.

“Kami merasa terhormat bisa digandeng Bawaslu untuk ikut beraktualisasi memberikan sumbangsih pemikiran melalui media seni lukis. Kami para perupa seperti diberikan ruang untuk ikut berkontribusi menyumbangkan gagasan untuk pembangunan demokrasi,” ungkap Pimpinan Sanggar Lukis Tanah Air Bramantyo Astadi yang digandeng untuk kerjasama dalam program ini.

Sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif juga dilakukan Bawaslu Kabupaten Purworejo dengan menggandeng para seniman perfilman di Kabupaten Purworejo. Para pelajar yang menggemari dunia sinematografi diundang untuk mendapatkan sosialsiasi tentang pentingnya pengawasan pemilu. “Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan sosialisasi. Mereka mendapatkan inspirasi untuk membuat karya-karya film pendek dengan tema pengawasan pemilu,” katanya.

Salah satu karya yang dihasilkan dalam program ini adalah produksi film pendek berjudul “Dilman Sang Penjaga”. Sebuah karya sinematografi yang mengkombinasikan unsur jenaka dan kearifan lokal masyarakat yang diramu dengan pesan-pesan pengawasan pemilu. Film ini diproduksi dengan melibatkan Panwaslu Kecamatan dan personil dari Bawaslu Kabupaten Purworejo. Alhasil hasilnya mendapatkan apresiasi yang luar biasa, termasuk dari Bawaslu Provinsi Jawa Tengah yang secara khusus memberikan penghargaan yang diserahkan oleh Komisioner Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Gugus Risdaryanto SSos MSi pada acara gelar budaya.

“Dilman ini wujud kreatifitas yang luar biasa. Pemilu itu tema yang cukup berat. Tapi melalui film ini, Bawaslu Purworejo berhasil menyampaikan pesan-pesan tentang pengawasan pemilu dan mudah diterima oleh masyarakat,” ujar Gugus.

Komisioner Bawaslu Provinsi Jawa Tengah Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) Sri Sumanta SH mengapresiasi program-program yang dilaksanakan Bawaslu dalam membumikan peran dan fungsi lembaga. “Penerbitan buku Antologi Puisi, karya lukis dengan tema Pemilu termasuk juga film Dilman ini benar-benar sangat kreatif. Di zaman millennial saat ini, kreatifitas semacam ini sangat penting, termasuk untuk mengenalkan Bawaslu kepada masyarakat,” katanya. Ditambahkan Sri Sumanta, karya-karya yang dihasilkan Bawaslu Kabupaten Purworejo akan memperkaya jejak sejarah yang dihasilkan dari kerja-kerja pengawasan pemilu di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Lebih dari itu, karya-karya tersebut akan semakin memperkuat eksistensi lembaga Bawaslu di masa-masa yang akan dating. (BP.01)

Tag
Feature